Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:
V = I.R
Fungsi dari Resistor adalah :
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik/elektronik. semakin besar nilai resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir.
Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
1. Fixed Resistor
| :
| Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
|
- Satuan resistansi sebuah resistor adalah Ohm (simbol: Ω dalam bahasa Yunani disebut omega) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George Simon Ohm.
- Nilai resistansi yang lebih tinggi dinyatakan oleh “K” (kilo ohm) dan “M” (Mega Ohm). Contohnya, 120 000 Ω dinyatakan sebagai 120K, sedangkan 1 200 000 Ω dinyatakan sebagai 1M2.
- Biasanya digunakan prefix miliohm, kiloohm dan megaohm. Dalam kasus lain digunakan huruf E untuk resistansi dalam ohm. Huruf R juga bisa digunakan. Contohnya, 120E (120R) sama dengan 120Ω, 1E2 sama dengan 1R2 dan sebagainya.
Ada dua macam resistor yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika, yaitu resistor tetap dan resistor variable.
1) Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang mempunyai nilai hambatan yang tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
| Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
|
Gambar 1.1. bentuk fisik resistor tetap
Penandaan resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.
Identifikasi empat pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Tabel 1.1 Nilai warna pada empat cincin resistor
Warna | Pita pertama | Pita kedua | Pita ketiga
| Pita keempat
| Pita kelima
|
Hitam | 0 | 0 | × 100 |
|
|
Cokelat | 1 | 1 | ×101 | ± 1% (F) | 100 ppm |
Merah | 2 | 2 | × 102 | ± 2% (G) | 50 ppm |
Oranye | 3 | 3 | × 103 |
| 15 ppm |
Kuning | 4 | 4 | × 104 |
| 25 ppm |
Hijau | 5 | 5 | × 105 | ± 0.5% (D) |
|
Biru | 6 | 6 | × 106 | ± 0.25% (C) |
|
Ungu | 7 | 7 | × 107 | ± 0.1% (B) |
|
Abu-abu | 8 | 8 | × 108 | ± 0.05% (A) |
|
Putih | 9 | 9 | × 109 |
|
|
Emas |
|
| × 10-1 | ± 5% (J) |
|
Perak |
|
| × 10-2 | ± 10% (K) |
|
Tanpa Warna |
|
|
| ± 20% (M) |
|
Identifikasi lima pita
Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.
Kode warna untuk resistor dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.2 Nilai warna pada lima cincin resistor
Warna Cincin | Cincin I Angka ke-1 | Cincin II Angka ke-2 | Cincin III Angka ke-3 | Cincin IV Pengali | Cincin V Toleransi |
hitam | 0 | 0 | 0 | x100 | |
coklat | 1 | 1 | 1 | x101 | ± 1 % |
merah | 2 | 2 | 2 | x102 | ± 2 % |
jingga | 3 | 3 | 3 | x103 | |
kuning | 4 | 4 | 4 | x104 | |
hijau | 5 | 5 | 5 | x105 | |
biru | 6 | 6 | 6 | x106 | |
ungu | 7 | 7 | 7 | x107 | |
abu-abu | 8 | 8 | 8 | x106 | |
putih | 9 | 9 | 9 | x109 | |
emas | | | | x10-1 | ± 5 % |
perak | | | | x10-2 | ± 10 % |
tanpa warna | | | | | ± 20 % |
Besarnya ukuran resistor sangat tergantung Watt atau daya maksimum yang mampu ditahan oleh resistor.
Contoh perhitungan :
Urutan cincin warna (resistor 4 cincin warna): merah kuning biru emas
Merah | Ungu | Biru | emas | Hasilnya |
2 | 7 | X 106 | ± 5 % | 27M W ± 5 % |
Urutan cincin warna (resistor 5 cincin warna): coklat merah hitam jingga coklat
coklat | Merah | Hitam | Jingga | coklat | Hasilnya |
1 | 2 | 0 | X 103 | ± 1 % | 120K W ± 1 % |
2) Resistor Variabel
1. Trimpot | : | Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng. |
2. Potensio | : | Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau menggeser kenop untuk potensio geser. |
Rangkaian Resistor
Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara seri.
Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus:
Rs = R1 + R2 + R3 + …. Rn..................................................... (1.1)
Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.
Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus:
1/Rp=1/R1+1/R2+1/R3....1/Rn....................................................................(1.2)
[docx]Resistor
Sumber : Sri Supatmi, Unikom
0 komentar:
Posting Komentar